Sunday, October 02, 2016

Rumah Ikan

Selama dua bulan terakhir, kami bertiga kerja sama merawat aquarium. Marah-marah, berantem, bocor, tumpah, ketawa, cengengesan, ngaso.

Lalu belajar kalau ikan, seperti makhluk hidup umumnya, akan muncul perilaku lucu ketika aquarium terawat (pH air seimbang, filter dibersihkan, makan tidak berlebihan). 

Ada yang kejar-kejaran.
Yang introvert keluar dari balik kayu.
Kalau kita datang, mereka meriung tahu mau dikasih makan.

Lalu jadi mikir. Barangkali aquarium manusia begitu kotornya ya, sampai perilaku kita begitu buruk ke satu sama lain. 

☕️

***

A Home for the Fishes
These past two months, the three of us learned to set up an aquarium. We cursed, argued, things were leaking, spilled, a lot of laughs, and taking it easy.

We learned that fishes, like living things in general, will display its wonderful nature when the aquarium is well cared for (water pH is balanced, filter is cleaned, moderate feeding). 

Some were playing chase.
The introvert finally swam out from behind the block of wood.
And when we came, they gathered knowing they were being fed.

Then I wondered. Perhaps our human aquarium is so filthy, that our behaviour so bad to each other.

☕️

 

Friday, April 08, 2016

Insularitas Akademik di Indonesia

Ketika saya memulai studi doktoral tujuh tahun lalu, saya sangat kesulitan menemui literatur mengenai kajian sosio-historis Indonesia yang ditulis oleh orang Indonesia yang layak dikutip sebagai sumber akademik. Akhirnya, daftar pustaka tesis saya mayoritas berbahasa Inggris. Hal ini mengganggu saya bertahun-tahun, yang pernah saya tulis di sini dan di sini.

Perasaan tidak nyaman ini berlanjut hingga titik di mana saya, dan beberapa kolega, memutuskan mengajukan proposal riset mengenai apa hambatan riset dan publikasi ilmiah di Indonesia. Studi tersebut dijalankan selama satu setengah tahun, di bawah Pusat Kajian Komunikasi, Departemen Komunikasi, FISIP, Universitas Indonesia dan Center for Innovation Policy and Governance melalui kolaborasi dengan Asia Research Centre, Murdoch University, Australia serta didanai oleh Global Development Network.

Pertanyaan mengenai 'kenapa tidak banyak akademisi Indonesia meneliti dan menulis mengenai Indonesia' terjawab, tapi jawabannya tidak menyenangkan hati. Secara struktural, birokrasi perguruan tinggi negeri membentuk perilaku 'tersekat-sekat' (insular). Lebih jauh mengenai apa itu insularitas bisa dilihat dalam materi presentasi di bawah ini.



Tugas saya sebagai akademisi adalah mengumpulkan data, mengolah dan menafsirkannya dengan jernih, lalu menuturkannya dengan cara yang ramah. Studi kami sudah tuntas, dan sharing hasil riset kami lakukan melalui the Conversation di sini, dan secara langsung melalui seminar bersama Knowledge Sector Initiative tanggal 6 April 2016 kemarin (berita di sini). Sekarang bagaimana hasil riset itu diterapkan bergantung pada pemangku kepentingan lainnya.

Saya akan lanjut dengan mencari peer akademik. Jika ada yang tertarik dengan hasil riset, saya bisa kirimkan melalui email. Silakan tinggalkan komentar di bawah.